Jumlah Pengunjung Blog Ku

Selasa, 26 November 2013

asal usul desa menjangan


Asal Usul Desa Menjangan

Pada akhir abad 18, ada suatu tempat yang belum diberi nama. Masyarakatnya pun masih hidup dalam aliran sesat, mudahnya kita dapat memanggil Desa Menjangan lama dengan sebutan “Desa Maksiat”. Kenapa bisa begitu? Karena,mayoritas penduduiknya terbias melakukan 5 M yaitu Madon atau bermain perempuan,maling atau mencuri,mabok atau mabuk-mabukan,marung atau membelanjakan uang untuk membeli sesuatu yang tidak bermanfaat dan mbadog atau memakan makanan yang tidak halal seperti anjing dan babi.


Pada hari Kamis Wage Bulan Rejeb penanggalan masyarakat jawa, datanglah seorang penyebar agama islam bernama Kyai Singa Jaya. Meskipun mayoritas penduduk Desa Menjangan sesat akan tetapi masih ada satu oramg yang beragama islam dan menjadi murid sang kyai,orang itu bernama Cakra. Sang kyai tinggal bersama di rumah Cakra di dekat Mata Air Sendang Bidadari. Ketika berdakwah sang kyai selalu di kawal dan di temani oleh Cakra karena, setiap kali sang kyai berdakwah beliau selalu mendapat intimidasi, ancaman, celaan bahkan kekerasan fisik tetapi mereka berdua masih sabar dalam menghadapi ancaman tadi demi tegaknya agama allah. Tentu saja kaum maksiat sangat tidk suka akan kehadiran sang kyai. Pemimpin desa(kades) yang juga penganut paham 5 M sangat tidak suka akan kehadiran sang kyai. Sang kades memiliki maksud yang tidak baik terhadap sang kyai. Dia bermaksud membunuh sang kyai dengan perantara tangan kanannya, yaitu Pak Suseno. Pak Sus berencana membunuh sang kyai dengan cara menyantet sang kyai. Menyantet kyai? Apa bisa?,tentu saja sang kyai tidak bisa tersantet dan justru santet itu kembali ke tubuh pak Sus. Beberapa hari kemudian pak Sus sakit parah hingga akhirnya pak Sus menghembuskan nafas terakhir dalam keadaan masih kafir.


Meskipun salah satu anak buahnya sudah mati,sang kades tak henti-hentinya melakukan maksiat. Kali ini dia bermaksud mengadakan kegiatan “Pagelaran Syuro” dinamakan pagelaran syuro karena pelaksanaan kegiatan ini tepat pada bulan syuro. Apa yang anda pikirkan tentang pagelaran syuro? Jangan bayangkan bahwa acara ini menampilkan seni bermutu seperti wayang, opera dan ludruk,yang ditampilkan justru tarian erotis bernama tarian cak doleng-doleng.


Nah,pada hari jumat kliwon siang bulan syuro di adakanlah pagelaran syuro yang tentu saja menampilkan tarian cak doleng-doleng. Para hadirin bebas memilih lawan jenis untuk diajak melakukan hubungan intim. Dalam memperebutkan pasangan tak jarang aksi adu jotos pun mewarnai acara ini,yang menang akan mendapat pasngan yang di idamkannya dan yang kalah harus menanggug resiko paling ringan yaitu babak belur dan resiko terberat yaitu mati. Biasanya tamu undangan diberi jamuan minum berupa teh atau kopi namun, dalam acara ini jamuan minuman berupa miras serta jamuan makan berupa olahan babi dan anjing seperti : sate babi, tonseng anjing bahkan anjing guling pun juga ikut di suguhkan.


Secara kebetulan tempat tinggal Cakra dekat dengan tempat di adakannya pagelaran syuro. Sang kyai bermaksud memberikan nasihat kepada hadirin namun naas, Cakra dihajar hadirin hingga ia tewas. Sang kyai yang tidak terima atas terbunuhnya sang murid, memanggil rusa(menjangan) ghaib. Ribuan rusa ghaib tersebut menginjak-injak para hadirin hingga tak tersisa satu pun,semuanya tewas. Jenazah mereka dimakamkan secara masal di makam china(makam itu sekarang telah menjadi sungai).


Tapi untungnya masih ada beberapa penduduk yang tidak hadir dalam acara tersebut sehingga nyawanya selamat. Semenjak kejadian itu penduduk Desa Menjangan mulai sadar dan mau menerima ajaran agama islam. Penamaan Desa Menjangan di ambil dari nama hewan ghaib yang menginjak-injak ratusan orang kafir hingga tewas, untuk menghormati kelahiran (hari ulang tahun) Desa Menjangan maka tiap malam jumat bulan syuro selalu diadakan acara syukuran sedekah bumi (pada tahun tertentu diadakan tradisi pagelaran wayan semalam suntuk).

Tamat

2 komentar: